Hai! Perkenalkan, namaku Keyra Kumala Ray Monna. Aku tidak suka dengan namaku itu. Aneh dan menyebalkan. Keyra adalah gabungan dari nama ayah dan ibuku, Kemal Rifa’i dan Andira Rahmadiani. Kumala berarti seorang anak. Ray adalah nama yang diambil dari nama belakang kakekku yang merupakan seorang pejuang kemerdekaan. Orang tuaku memberiku nama Ray dengan harapan aku kelak memiliki jiwa seperti kakekku yang kuat dalam perjuangan memerdekakan bangsa Indonesia. Mona adalah nama yang diambil dari seorang tokoh di Amerika yang sangat tegar dalam menjalani kehidupan. Kenyataan hidup yang sangat pahit membuatnya menjadi seorang perempuan perkasa agar dapat melangsungkan hidupnya. Dengan demikian namaku memiliki arti “anak dari Kemal dan Andira yang diharapkan menjadi anak yang memiliki jiwa yang kuat dan tegar dalam menjalani kehidupan”.
Sejak lahir di dunia ini, semua orang memanggilku dengan nama “Kumala”. Awalnya aku biasa saja dengan nama itu. Tapi setelah aku tahu bahwa Kumala adalah nama toko helm yang sangat terkenal di kotaku, maka aku tidak mau lagi dipanggil dengan nama itu. Perlahan, aku telah mengetahui arti dari nama yang aku miliki. Keyra merupakan nama pusat perbelanjaan yang sangat terkenal di kotaku. Ray Monna jika diucapkan maka akan sama dengan Raymona, dimana Raymona adalah merk roti yang sangat terkenal di kotaku. Aku tidak mau disamakan dengan pusat perbelanjaan, toko helm, kakekku dan perempuan Amerika itu serta merk roti yang sangat terkenal di kotaku. Aku adalah diriku sendiri, seseorang yang memiliki kepribadian yang berbeda dengan yang lain.
Aku sempat sebel dengan kedua orang tuaku. Mengapa mereka memberiku nama seperti itu? Akhirnya, orang tuaku memberiku nama baru, tapi hanya sebatas nama panggilan. Sesuai dengan tradisi di tempat aku tinggal, pemberian nama baru (meskipun hanya nama panggilan) harus dilakukan selamatan yang mengharuskan menyembelih dua ekor kerbau dan satu ekor kambing. Selamatan pun harus melalui upacara tertentu. Dua ekor kerbau menggambarkan kedua orang tuaku. Sedangkan satu ekor kambing menggambarkan aku sebagai anak dari mereka.
Sejak aku berumur lima tahun itulah, orang tuaku memanggilku dengan nama “aku” yang diambil dari kata “Keyra Kumala”. Nama yang juga aneh. Dari sinilah awal dari segala permasalahan dalam hidupku.
Di hari pertama saat aku masuk Taman Kanak-kanak, semua teman-teman menertawakanku setelah aku memperkenalkan diri. Mereka tertawa karena namaku adalah “aku”. Yah, “aku” adalah nama yang dimiliki oleh setiap orang. Karena hal buruk di hari pertama aku masuk sekolah itu, maka aku sudah tidak berminat lagi untuk menimba ilmu di bangku sekolah.
Masalah lain pun datang dalam hidupku silih berganti tiada henti. Aku resah dengan semua ini. Yah, semua ini disebabkan karena keanehan namaku itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar